Menatap lekat lipatan lipatan halus di wajahmu
Makin dalam pula terhempas desiran rindu
Dan masih bisa kunikmati aura wajah tampan
Meski sudah tak lagi tersempurnakan keperkasaan
Kau yang dulu pernah muda
Kau yang telah puas cucurkan peluh
Kau yang dulu bersemangat baja
Kau , yang bila aku bersamamu serasa begitu teduh..
Bait bait bahasa sederhana tentramkan jiwa
Tentang definisi kehidupan dengan begitu banyak permainan
Di dekatmu aku selaksa anak ayam
Polos dan bodoh , hanya bisa terdiam
Hingga pada tutur bijakmu kuterkesiap , tertunduk tenggelam..
Maafkan aku ,
yang belum juga bisa mengamalkan dengan sempurna
Namun seperti yang selalu Kau bilang juga,
Bahwa menjadi kuat memanglah tidak bisa seketika
Sekarang kita jauh ,
Karena telah sampai pada giliranku memeras peluh
Hanya lewat suara , ketika tak terbendung lagi rasa rindu
Ketika lelah jiwa , dan butuh penyejuk dari lontaran nasihat nasihatmu
Kakek , baik baik Kau di rumah
Terima kasih atas bekal untuk ku bisa melanjutkan hidup
Yakin akan do'a do'a demi semua berkah
Kasih sayangmu , bangkitkan hasrat juang yang pernah redup
God Bless You , Grandpa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment